2/21/09

Maniak Face Book, Rentan Kanker-Stroke


Hasil Riset Pakar Inggris

LONDON - Kebiasaan memperkaya hubungan sosial via situs pertemanan perlu diwaspadai. Hasil riset pakar dari Inggris, jika para pencinta laman jaringan pertemanan di dunia maya -misalnya, Facebook (FB) ataupun Friendster, itu sampai mencandu, dampaknya bisa buruk bagi kesehatan. Bergaul di kehidupan nyata tetap lebih baik.

Dalam penelitian

yang dipublikasikan di Biologist, jurnal terbitan The Institute of Biology, Inggris, Dr Aric Sigman memaparkan bahwa kebiasaan bergaul via situs pertemanan berpotensi mengurangi sosialisasi antarmanusia di kehidupan nyata. Itulah kemudian yang berdampak pada sisi-sisi biologis manusia. Di antaranya, mengubah alur kerja gen, menghambat respons sistem imun, tingkat hormon, dan fungsi arteri serta memengaruhi kondisi mental. Buntutnya, hal tersebut potensial meningkatkan risiko gangguan kesehatan seperti kanker, stroke, penyakit jantung, dan dementia (semacam kelainan jiwa).

''Situs jaringan pertemanan memang menghiasi kehidupan sosial kita. Namun, hasil temuan kami berbeda. Ini bukan menjadi alat untuk mempertinggi, malah makin menggantikan (hubungan sosial),'' kata Sigman seperti dilansir BBC kemarin (19/2).

Sigman sudah lama memperhatikan gejala sistem sosial seperti itu, khususnya di Inggris yang menjadi lokasi penelitiannya. Dari pengamatannya sejak 1987, interaksi manusia face to face kian menurun. Apalagi sejak media elektronik berkembang pesat dan mengurung banyak manusia dalam kesenangan pribadi dan individual. E-mail ataupun SMS lebih disukai sebagai alat interaksi pengganti diri.

''Perubahan mendasar yang kini mendera warga Inggris adalah makin berkurangnya jumlah menit per hari untuk berinteraksi dengan manusia lain,'' jelas Sigman.

Hal utama, ujar Sigman, penggunaan media-media elektronik untuk berkomunikasi dengan sesama mengurangi makna penting komunikasi itu sendiri. Kemampuan sosialisasi manusia makin tergerus, begitu juga dalam memahami bahasa tubuh lawan bicara. ''Ini mungkin mekanisme evolusioner yang menunjukkan kepada kita bahwa hadir bersama dalam satu wilayah geografis itu lebih bermanfaat,'' ungkapnya. Sigman menandaskan, ''Pasti ada perbedaan antara kehadiran nyata dan penampakan virtual.''

Dia sekaligus memperkirakan, hingga dua dekade mendatang, intensitas percakapan antara dua manusia atau berkelompok akan makin berkurang. ''Ini bukan berarti saya tidak gaul teknologi, tapi tujuan teknologi kan seharusnya menjadi alat untuk meningkatkan hubungan sosial kita,'' katanya. (ape/ami)

Taken From Jawa Pos


Seja o primeiro a comentar

Post a Comment

Silahkan tinggalkan komentar di bawah ini....

  ©Template Blogger Green by Dicas Blogger.

TOPO